Total Tayangan Halaman

Minggu, 22 Februari 2015

Aku, Scrupulousarah, dan Pidi Baiq


aku sudah lama berpikir menyoal ini. apakah aku terlalu mendewakan Pidi Baiq?

seorang kawanku, namanya Ken Sarah (dia jualan batik kimono ncim ncim gitu, mau pin BBMnya?) acapkali bercengkrama denganku melalui mobile chat. no, bukan teman kenal di cyber. dia kawan sekampusku, atau lebih tepatnya dulu, sebelum jurusannya dipindah di area lain, dan pada akhirnya, dia diwisuda lebih dulu. (iya kan? berarti ga sekampus kan? eh? masih suka numpang perpus ya? masih sekampus berarti?). suatu ketika, bocah tengil ini bertanya sama aku,

"Pidi Baiq is so youuuuuu, is he your role model? You guys are so similiar"

humm.. pertanyaan menarik. memang dia influens terbesarku untuk saat ini. jadi ya wajar kalau orang yang mengenalku, dan mengenal Surayah (panggilan Pidi Baiq dari 'anak-anaknya') entah dari lagu, buku atau talkshownya, mengatakan bahwa kami punya kemiripan.

"i know you, and then i read his book and feel 'gosh he sounds like Wita' and then i heard that you are readin his books."

yup, here's the point. we meet each other at 2009 and if im not wrong, kami tiba- tiba akrab tahun 2012, ketika proses shooting Laga Menuju Kota. sebenarnya kami bahkan ga ingat dulu pakai kenalan apa ga. sementara itu, aku ga tahu kapan dia membaca buku surayah itu. biar pada tahu aja sih, pada tahun 2010 atau 2011 gitu aku pernah nonton konser the panas dalam (bandnya surayah) di Taman Budaya, tapi pada saat itu, aku dan kawan- kawanku murni ga kenal siapa the panas dalam, apalagi sampai mengenal personilnya, dan nonton, pun, karena penasaran dengan band dengan nama unik ini. saat menonton, kami terhibur, tapi thats it! ga ada niatan untuk menelisik lebih jauh.

pertengahan tahun 2012, atau mungkin 2013 (siapa peduli sih sama tahunnya? kayakadayangbacaaja) seorang musisi bernama Iksan Skuter berunjuk gigi di kampusku, menghipnotis kami yang menonton dengan suara nyanyian merdu dan petikan gitar akustik yang ciamik. diantara lagu- lagu bikinannya (eh, dia juga bagi- bai CD original gratis lho!) dia membawakan sebuah lagu milik Panas Dalam, judulnya Partai Kucing, dan dia mengatakan bahwa, dia adalah fans besar Pidi Baiq. penasaran, aku akhirnya mencari- cari twitter Surayah dan WOW! aku di folbak. serius, dia keren, sebagai selebtweet, dari 168.216 followernya, dia follback 102.096 orang. aku yakin itu yang dia tidak follow pasti hanya karena ketika dia difollow, notifnya tertimbun oleh mention- mention absurd. sejak saat itu aku jadi sering baca twitnya, tertarik baca bukunya, youtubean ceramah dan konsernya (kadang jadi satu dalam satu panggung!) dan disuatu kesempatan bersua di depan kantor koran beken di jokja.

menurutku, pada hakekatnya, manusia akan menjadi apa yang dia sukai. semua harus setuju. dan pantas saja ken berpikir begitu. tapi- tapi, kalau boleh membela, justru Ken yang menjadi saksi bahwa aku sudah begini dari sebelum mengenal Surayah! dan lalu, kata ken, mungkin tuhan menciptakan kami (aku dan surayah) dengan formula yang sama. hanya saja, tentu saja Surayah lebih wise dan secara emosi lebih stabil. iyalah, kan pas dia udah ikutan geng motor dan berani pacaran, akunya baru lahir ._.

well, kalaupun terinfluens, kata surayah, gapapa asal kamu nyaman.jangan menginfluensi diri dengan gaya orang lain hanya karna gaya orang itulah yang diminati pasar.


Selasa, 03 Februari 2015

Catatan Seorang Mahasiswa Kurang naik Gunung : Map, Ican, dan Audisi Menjadi Tenar


iya, judulnya sekalian curhat. banyak mahasiswa yang suka naik gunung, aku juga pengen, tapi males capek, jadi cuma nyuruh orang, itu pun pada ga mau karena aku ga bayar. buat catatan aja kalau mau baca ini, 

di kepala saya semua ini kejadian nyata. masalah saya salah persepsi itu urusan ku sama Gusti Allah! 
dan kalau aku nyebut jam itu valid loh ya, aku nyatet tauk

well, liburan semester ini benar- benar liburan yang ga produktif, ga bikin karya apapun, ga liburan kemanapun. rutinitas pun begitu begitu saja. hingga suatu ketika ketika aku mengantar ibuku periksa ke dokter mata (dokter lho ya! bukan dukun!) aku lihat iklan di RCtelevisi itu, ada itu, apa namanya, audisi penyanyi, tiba- tiba saat itu pula aku gembira!

mungkin kamu baca paragraf di atas kamu pikir aku punya cita- cita pengen terkenal, jadi penyanyi  cihui atau sekedar mau masuk TV. ndak, aku ndak gitu sekarang. dulu mungkin iya. sekarang mah, aku sudah tahu gimana kemampuanku :'D

tapi serius, aku penasaran sama yang namanya proses audisi yang suka ditayangkan itu. apakah benar- benar seperti yang kita lihat di layar atau ada menyan dibalik batu. maka, dengan semangat cari kerjaan daripada mati gaya, aku mendaftar audisi itu, mengajak kawanku, Eko. yang dari situ pula aku baru tahu kalau kawanku yang lain, Juwita, juga mau ikut.

prepare segera kulakukan. bukan, bukan latihan nyanyi atau cari pinjeman baju biar keliatan fashionable, tapi pinjem compact bag, monopod (iya, tongsis, ditulis monopod biar keliatan profesional aja) dan powerbank ke Tikawidy. pada malam itupun, maksudnya malam hari sebelum audisi, kamu harus tahu aku belum memutuskan mau nyanyi apa. setelah pulang kluyuran sama Ikik ke Malioboro, aku setting alarm dan segera bobok.

dalam pikiranku, audisi seperti itu pasti akan banyak peminatnya; sehingga aku memprediksi bahwa dini hari pun sudah ramai itu lokasi audisi. maka, demi tujuanku mengetahui sensasi orang- orang yang bersungguh- sungguh ingin terkenal, pukul 4 dini hari pada tanggal 24 Januari, aku dengan semangat bangunnya_ntaran_5_menit_lagi_wong_ga_jadi_pun_Gapapa menggebu- gebu, aku bangun, mandi pakai air dingin dan gosok gigi (odolnya merek pepsodent), berdandan semaksimal mungkin hingga aku tampak seperti wita yang kamu temui di bonbin seperti biasanya, menjinjing tas pinjeman, dan bergerak menuju dapur.

di dapur, bapak dan ibu tengah bersiap- siap masak. bapak nyuci piring, ibu ngiris cabe. atau mereka cuma pura- pura, akting biar dikira bisa masak, itu bukan masalah sih, aku ga pernah sarapan. sambil pura pura tidak melihat mereka, aku membuka pintu, menuntun keluar sampai si emak negur,

"kowe ki ameh neng ndi?"

aku yang pura- pura kaget sesaat berpose jadi patung, biar emak makin heran. mungkin kalau di foto, aku seperti wita yang sedang menuntun motornya, atau memang begitu faktanya. sambil senyam- senyum, aku bergerak menghampiri mereka (emak yang perempuan, pakai daster dan bapak yang laki- laki, cuma pakai celana pendek ga pakai kaos), menyalami dan mengecup tangan mereka yang kanan, lalu sambil ketawa aku bilang

"mau itu.. ehe.. ke JEC"

JEC itu maksudnya Jogja Expo Center, gedung serbaguna yang sering buat pameran komputer. barangkali, pagi itu, ibuku sudah tahu apa itu JEC, sehingga tidak tanya 'JEC itu apa' melainkan,

"meh ngopo?"

meh ngopo itu artinya mau apa, karena yang tanya ibu, orang yang melahirkan aku, kujawab,

"Mau ikut audisi nyanyi"

"opo kui?"

bapak, yang sedang mengoleskan sabun ke wajan, nyeletuk dengan wibawanya,

"alah, ra bakal lolos"

wibawa banget kan, setelah kukasih tau target pencapaianku, dia mewejangani aku,

"yo cen kudu ngono kui, sinau, observasi sifat manusia, dikumpulin datanya, digawe artikel."

aku dengan mengelitiki ibuku ku, menjawab sedetail mungkin,

"nggih"

ibuku, yang kepala sekolah itu turut memberi aku saran secara profesional,

"mbok dadi anak  ra gendeng- gendeng banget to, ngger"

dengan rasa haru biru, aku melanjutkan mengeluarkan motor dan melaju menuju kumpulan orang- orang keren!!

***
Jam menunjukan 5:07 WIB sesuai jam di android, aku menepikan motorku di depan sebuah bangunan. ngetuk pintu, lalu langsung dorong pintunya ketika aku ingat masuk minimarket gausah ketuk pintu dulu. memberi salam sama mas penjaga, aku berjalan ke rak berisi roti- rotian. disitu aku beli sekerat roti selai strawberi dan sekerat rotisobek rasa coklat dan blueberry, serta dua kotak besar teh yang dikotakin itu. membayar di kasir sambil berdoa masnya moga- moga ga homo, aku juga memesan sekotak tolakangin. berjalan menuju ke meja kosong yang disediakan, aku sarapan dulu di situ.
***
pukul 5:22 WIB di lihat dari alat yang sama tadi, aku berhenti di pom bensin. ngisi bensin doang, ga doa apa- apa. lupa!
***
jam 5:33 WIB, motorku berhenti di depan parkiran Fakultas Ilmu Budaya, UGM, yang masih tutup. BAJILAK!! ini audisi di JEC kenapa akunya malah ke FIB??!! autopilot goblok, adoh su dari jaraknya. yaudah sih, ngeeeeng.. akunya ngeloyor pergi ke JEC.
***
hampir jam 6, kutambatkan motorku di sana, di JEC. ternyata masih sepi. sialan. ternyata orang jokja pada ga semangat ikut audisinya. seketika aku parkir, aku disambut bapak- bapak berkumis dan berompi, membawa setumpuk stofmap. aku nanya,
"berapaan pak?"

"20.000 mas"

"ooh"

aku bergerak menarik dompet, tapi ga jadi, kenapa? liat aja di dialog ini,

"eh, ini buat apaan ya pak?"

"ini buat daftar audisi mas, ini formulirnya di dalem"

"ooh.. engga deh pak, saya kesini cuma mau nyari kucing saya ilang. kirain nyari kucing di sini kudu bawa stofmap"

bapak itu cuma ngelihatin bentar terus ngeloyor pergi.

***
ketika aku bergerak ke teras gedung JEC, sudah jam 5.59 WIB, iya, baru jeda semenit doang sih paling, aku mulai mengamati sebisa mungkin satu- persatu tampang orang yang ada di tempat itu. harus. kenapa, karena bisa aja salah satu dari mereka terkenal, dan aku jadi bisa nyeletuk 

"ih, aku inget tuh, si dia yang sekarang terkenal itu, dulu dia masih semrawut, ga sekinclong sekarang!"

mereka yang kuamati unik- unik, ada yang jongkok sambil merokok, ada yang nyanyi nyayi latian vokal dan menjatuhkan mental lawan, dan macem- macem. ketika itu lagi- lagi ada ibu- ibu yang menawari aku stofmap seperti tadi.  aku tolak tanpa ngerjain, orangnya bau soalnya. seriusan. dalam pikirku sih, aku udah daftar online, ngapain kalo ujung- ujungnya daftar manual lagi. misalnya toh nanti ga boleh ikut audisi karena ga bawa stofmap, aku tinggal pulang ini. lagian, aku ga pernah liat di teve ada yang audisi bawa- bawa stofmap begituan.

bosan duduk- duduk di teras, aku jalan- jalan sampai gerbang depan. wow, ternyata sudah ramai. salah lokasi bengong aku tadi ternyata. akhirnya duduk- duduk lagi di sebelah mbak- mbak cantik berharap mbaknya tiba- tiba nyeletuk, "mas, masnya yang main di laga menuju kota kan?! aku jomblo, kenalan yuk!" (well, sayangnya aku duduk mbaknya malah pergi). sambil mengamati lagi calon- calon bintang, aku melihat di tempat itu telah berdiri dua tenda dengan logo mi instan palin enak dan produsen handphone pintar. tidak jauh dari tempatku duduk pun, sebuah balon berbentuk gapura mulai diisi gas biar berdiri tegang meski kalau dipegang tetap saja empuk empuk. pukul 06:19-an, aku melihat dua orang adik- adik bertampang polos tengah dihampiri si bapak yang tadi menghampiri aku juga. bapaknya jadi terkesan pedo gitu, dia nawarin stofmap tentu, dan bocah- bocah tadi mau, tanpa nanya harga dulu!dan ketika mau membayar jelas di wajahnya ekspresi terkejut, stofmap buram seharga 20.000. karena sepertinya dia tipe orang yang ga enakan seperti Ikik, dia tetap membayarnya. seketika saat sedang dicarikan kembalian (duit si bocah itu 50.000) tiba- tiba seorang bapak- bapak berwajah galak berteriak dengan suara galak,

"semua pedagang keluar dari lokasi audisi, tidak butuh map di sini. semua peserta yang masih membawa map, segera dibuang mapnya!"

aku tersenyum, nah kan kecuriaganku bener. ekspresi kedua bocah kelihatan kecewa banget. sorry to say, gini. biar aku gambarin gimana sepasang bocah itu;

-usia sekitar 15 tahun
-mengenakan jilbab yang bukan jilbab fashion
-auranya lugu banget
-dan menilai dari beratnya si bocah ngasihin duitnya tadi, kupikir 50.000nya tadi adalah satu- satunya uang dia

well, girls, this world is rough. now you know it.

antrian mulai terbentuk. kami semua diarahkan ke garis di depan gapura balon tadi, awalnya aku di depan. tapi orang- orang indonesia ini mulai berdiri di depanku, menjadikanku tergeser mundur. brengsek kalian. yasudah sih, lagipula aku perlu tahu juga sensasi antri ratusan orang. saat itu, aku inat aku mendaftar bersama eko, lalu di mana kere satu itu?

kutelfon dia, diangkat.

"halo?"

"heh su, situ di mana?"

"hah? neng kontrakan, ono opo?"

"sikaaak, situ lali ya kalau sekarang audisi?"

"aah kopeet.. aku lali wit! kebak urung?"

"wes lumayan, ning isih manusiawi. situ ndang sini ja, rasah adus"

"ah, aku ra melu ae lah wit"

"jigur ik, lha juwi piye?"

"oh iyo, deknen yo meh melu yo? jal di telfon"

"koe ae lah. sik yo, antrian mulai diatur ki."

klik. bajilak kau pek. okelah, mari nikmati perjuangan ini sendirian. ketika aku menyugesti diriku dengan kalimat itu, mas mas di depanku menajakku mengobrol,

"wah, rame banget yo mas!"

 aku senyum sambil mainin alis, semoga dia bisa paham, aku lagi males ngobrol sama orang asing. masih mutung sama kawanku tadi kau tahu. sayangnya, masnya tadi sepertinya ga paham, atau mungkin ngeratih, paham tapi terobos terus,

"masnya asli jokja?"

"iyo"

"aku klaten, mas"

"nglaju ini tadi berarti?"

"iyolah mas, iki aku lagi wae tekan"

"oh"

"aku jadi grogi iki, mas"

karena aku baik, aku semangatin dia,

"percaya diri ae"

baik kan aku. lalu dia mengenalkan diri, namanya ican, meski nama aslinya ikhsan. mas, aku ga peduli. gambaran fisiknya begini,

-mungkin seumuran atau lebih muda dari aku
-memakai hadphone Beat by Dr. Dre, entah ori atau tidak, tetapi memutar musik menggunakan earphone lain.
- berjaket kulit hitam
-rambut pendek berponi
-katanya kemaren ikut IMB, tapi tidak lolos

"kancaku ki ono sing wingi lolos , mas"

oh? ini mulai menarik. dia bilang, katanya temannya Bagus New Dimension. tetangga katanya. aku ga tahu valid apa ga, meski setahuku, si Bagus itu anak solo. bukan klaten. tapi entah kalau ternyata salah satu dari mereka punya kediaman ekstra dan salah satunya bertetangaan. sudahlah, kapan- kapan biar kutanyakan Bagus kalau masa perkuliahan sudah dimulai. 

"iki kancaku kudune ya neng kene mas, neng ndi yo?

dia berujar begitu sambil celingukan. brengsek dia, pasti mau nyindir kawanku yang ga jadi datang. saat itu waktu sudah menunjukan 6.45, kami diatur menjadi 4 banjar, di sebelahku ada cewek berbadan kecil, manis. lumayanlah buat hiburan disela sela celotehan si ican ini. 

hari semakin panas, kami sesekali disuruh maju per 5 langkah. si ican dengan kurangajarnya memintaku bertukar posisi karena aku tinggi, dia mau berteduh. belum aku iyain dia udah nyelonong dulu, membuatku berada dibelakang sepasang cowok cewek yang pasti pacaran. fuk!

perduapuluhlima manusia dikelompokkan, jika ada yang grup, harus menyesuaikan sendiri. beruntun runtun kami maju. ke tempat yang akhirnya samasekali tidak teduh. dari pengeras suara, ada mbak- mbak menyambut kami. si mbaknya dimana aku ga tahu, ga lihat. dia dari pihak telefon pintar yang menjadi sponsor acara. dia mengajak games bagi yang mau, menyemangati kami, dan tentu saja promosi. dan promosi dari mereka yang brengsek adalah ternyata ada program fast track, di mana pemilik hape merek sponsor itu berhak maju audisi duluan ga pakai lama, selain itu, dari pihak mi instan juga ga mau kalah. dijualnya itu sekarton mi instan seharga 50.000 kalau ga punya hape disebelah tapi maunya cepet. 

jam 07:58, langit mulai gelap. angin sepoi- sepoi merusak tatanan rambut banyak peserta, dan air beberapa kali mulai menetes. para peserta tampak mulai cemas. aku pun

***

jam 8:20, musik jingle akhirnya terdengar, kami mulai bisa berjalan berbaris tanpa tersendat. sutradara berkoar koar menyuruh kami pasang ekspresi riang seperti anak TK, sembari memerintahkan membuang semua stofmap yang masih dipegang. berikut ini quote kerennya,

"INI ACARA GRATIS, BUANG SEMUA STOFMAPNYA, JANGAN SAMPAI TEREKAM KAMERA!" 

"ITU JANGAN BERTEDUH, TEMAN KALIAN KEPANASAN DI SINI!"

"DENGAN MENGIKUTI ACFARA INI, KALIAN HARUS PATUH DENGAN SEMUA INSTRUKSI KAMI PANITIA!"

sutradara itu mulai memberi koordinasi, merusak barisan, membuat kami kembali menjadi seperti sekumpulan domba gembala di padang rumput dengan dalih biar kelihatan seru. menyuruh kami bertepuk tangan tanpa henti. mengancam jika ada yang tidak seru akan dipindahkan ke antrian paling belakang. di tempat itu aku terbebaqs dari si Ican, dan berpapasan dengan kawanku, Gancar. dia bilang ini sudah ke tiga kalinya dia ikut audisi beginian. kapan- kapan aku wawancara dia ah. 

08:37, kami diatur untuk terus bertepuk tangan diatas kepala sepanjang jingle, jika masih ada yang terlihat tidak terlibat atau ada yang memakai stofmap untuk kipas- kipas, take kembali diulang. sutradara bilang, ini nanti ketemunya juri lokal, gausah ganteng- gantengan cantik- cantikan. ho.. something fishy. mungkin. MUNGKIN LHO YA, juri artis hari itu tidak beroperasi, maksudnya mungkin yang lolos seleksi juri lokal akan dipertemukan dengan juri artis di lain kesempatan itu. MUNGKIN LHO! setelah jingle, kami masih harus bertepuk tangan untuk lagu gangnam style dan lagunya Jogja Hiphop Fondation, yang JOGJAA JOGJAAAA...itu


08.48 sutradara meminta beberapa cewek naik panggung. tidak dijalaskan untuk apa. lima orang cewek naik. sutradara memberi perintah tambahan. "empat saja, mbaknya yang baju biru turun dulu!" ho.. dari kelima cewek diatas, cewek berbaju biru memang secara tampilan ga menjual. tapi brengsek banget sih untuk kepentingan footage sekian detik saja pilih kasih itu. well again. its for your entertainment, people in the front of TV, we give you our best shots, and return the bad one to your family. akhirnya keempat gadis seksi yang diatas panggung tadi diminta untuk ngedance, (selain keempat gadis itu, peserta masih harus tepuk tangan). sutradara lalu meminta tiga dari mereka turun, menyisakan satu orang yang goyangnya paling seksi (dan paling cantik, yes!) dan setelah itu, kelima cewek tadi, iya, termasuk yang jelek boleh masuk fast track. kegiatan seperti tadi diulang 3 kali, maksudnya, sutradara naikin lagi beberapa orang ke panggung, milih salah satu yg heboh, lalu memasukan ke fast track. ada sepasang ibu anak menamai Duo TingTong, memakai baju merah ngejreng, menyanyikan yel yel buatan mereka sendiri, yang sebenarnya jelek. tapi karena heboh, aku yakin mereka akan masuk teve, meski cuma untuk seru2an tayangan audisi. 

9.33, hostnya itu (embuh namanya) akhirnya naik ke panggung. panitia menyerahkan poster- poster ala DIY, biar kelihatan meriah. jadi kalo ada yang bawa poster "Mas Ahmad Dhani, mentorin aku dong!" dan sebagainya, itu buatan panitia. hostnya cuma nyampein scriptnya dia, dan kami harus tenang selama itu, setelah itu, baru wajib riuh. host kembali ke dalam gedung, dan kembali muncul dengan pakaian yang berbeda. semula aku mikir, ngapain coba. tapi akhirnya sadar. ini kan audisi di jogja 2 hari. dan host ibukota ngapain di jokja 2 hari cuma buat bikin begituan. 

10:09, akhirnya kami benar- benar memulai audisi kami. dan aku lumayan beruntung karena berada di kloter ke-3, kami kembali dikelompokan perduapuluhlima, diberi kipas eksklusif (punyaku ilang ih) dan akhirnya per lima orang yang sudah siap boleh masuk ke bilik seleksi. ketika antri itu, tiba- tiba terdengar, "MAS! MAS WITA!" dang! si Ican ada di rombongan belakangku! saat itu, juwi mengirim pesan kepadaku, 

"wit! ikut audisi? gw bareng dong!"

elah ju, jam segini? ._. setelah itu hp ku mati

10.55, aku masuk ke ruang seleksi. biliknya mungkin hanya sekitar 2x3meter, di dalamnya duduk dua juri lokal. dengan sekat triplek yang bila disebelah ada yang nyanyi teriak teriak, kamu akan teranggu. masih ragu nyanyi apa, akhirnya aku nyanyi lagu "LUPA ISTRI" nya THE PANAS DALAM. belum selesai aku bernyanyi, aku dihentikan. dan aku ditanya, 

"Lagu yang lebih POP aja mas"

disitu naluri troll ku kembali muncul. kujawab saja,

"ga tahu lagu pop" aku menjawab beitu dengan nada sebloon mungkin. dan akhirnya mereka mengeluarkan statement,

"kalau ga tahu lau pop ngapain ikutan beginian mass???"

aku cuma nyengir :3

***
btw, sejauh petualangan seharian itu, kami tidak didata sama sekali. mungkin pendataan baru akan dilakukan kepada peserta yang lolos. efektif banget menurutku! begitu aku keluar bilik, aku dan keempat orang yang serombongan denganku diantar ke sebuah ruang, disana sudah berdiri 15 orang lain. kami di data nama dan nomor yang diberikan oleh juri lokal. random ngasihnya. setelah datang satu rombongan lagi, akhirnya diumumkan, dari 25 peserta, yang lolos saat itu cuma satu, mas- mas. pendek. semoga karena nyanyinya bagus, bukan karena biar dibully juri artis.
***

keluar dari gedung dengan perasaan bahagia, aku menikmati pemandangan terakhir sebelum beranjak menuju Kantin Humaniora "Bonbin" untuk berkumpul bersama jamaah sesat sabtu soto. ketika itu perasaanku tiba tiba nanar, 

"roti sobek yang kubeli sia- sia tampaknya. pemborosan"

Pura- Pura, sebuah komik adaptasi dari lagu dengan judul yang sama dari PHI BAND

jadi kapanlalulalupa maitu, seorang teman berbincang, Yunan Helmi memintaku untuk merepresentasi ulang-kan lagu karangannya, yang dibawakan oleh bandnya sendiri, PHI BAND (lumayan famous lho, masuk di album yofie, ireplacable kalo ga salah, dan pernah masuk rising star walaupun vote nya kurang dikit). karena aku orangnya baik hati dan suka melihat peluang, jadi kucoba deh bikinkan ini.

yah, ga sengefeel komik2 yang sebelumnya sih menurutku. mungkin karena ide cerita bukan dari aku, mungkin karena pas itu lama ga gambar, mungkin aku ga suka bikin cerita sedih, mungkin semua. masagoblok lah, kadang karya perlu dipaksakan. well, enjoy it if you can :-)











Hallo Kamu!

hai, hello.

ada yang masih suka buka blog ini? (pertanyaan tidak ditujukan kepada yang mendapat rujukan dari google lantaran mencoba mencari konten porno)

well, kalau ada dan mau tahu kenapa blog ini lama ga ada kabar, gini, aku cerita ke kamu. aku lai kena art block, ga nulis cerpen, ga gambar komik, ga bermusik, ga bikin film. kegiaanku? bangun siang hari, mandi, nongkrong di bonbin sampai sore, pulang mandi, internetan, tidur, repeat! yes, saya sedang dalam kondisi menyedihkan saya akui.

dan alasan yang lebih mendasar dari semua itu adalah, uhumm..

gini gini,

aku akhir- akhir ini lagi fokus mikirin masa depan, lalu ingat tuhan, nah karena mengingat tuhan, aku jadi lupa pasword, sehingga ga bisa nengok blog ini. alah, lagian ga ada yang ningal komentar buat kubalas ini kan?

untuk komik raggedy tale, masih merambat. tapi aku usahakan akan tetap berjalan, serius. ini baru saja selesai scan (terimakasih Arin Agustin) dan akan sesegeramungkin didigitalkan kalau sudah nemu yang mau. masalah mau dikomersilkan, itu cuma arogansiku waktu itu, hahah, kalo ada yang mau bantu biayain cetak indie sih makasih banget :3

well, kesehatan saya sekarang sering sakit punggung, jadi mungkin ga akan segesit dulu bloggingnya. ga betah duduk di depan leptop inih! dan karena itu pula berat badanku sekarang jadi dahsyat. seratuskilogram dong!!!!