iya, judulnya sekalian curhat. banyak mahasiswa yang suka naik gunung, aku juga pengen, tapi males capek, jadi cuma nyuruh orang, itu pun pada ga mau karena aku ga bayar. buat catatan aja kalau mau baca ini,
di kepala saya semua ini kejadian nyata. masalah saya salah persepsi itu urusan ku sama Gusti Allah!
dan kalau aku nyebut jam itu valid loh ya, aku nyatet tauk
well, liburan semester ini benar- benar liburan yang ga produktif, ga bikin karya apapun, ga liburan kemanapun. rutinitas pun begitu begitu saja. hingga suatu ketika ketika aku mengantar ibuku periksa ke dokter mata (dokter lho ya! bukan dukun!) aku lihat iklan di RCtelevisi itu, ada itu, apa namanya, audisi penyanyi, tiba- tiba saat itu pula aku gembira!
mungkin kamu baca paragraf di atas kamu pikir aku punya cita- cita pengen terkenal, jadi penyanyi cihui atau sekedar mau masuk TV. ndak, aku ndak gitu sekarang. dulu mungkin iya. sekarang mah, aku sudah tahu gimana kemampuanku :'D
tapi serius, aku penasaran sama yang namanya proses audisi yang suka ditayangkan itu. apakah benar- benar seperti yang kita lihat di layar atau ada menyan dibalik batu. maka, dengan semangat cari kerjaan daripada mati gaya, aku mendaftar audisi itu, mengajak kawanku, Eko. yang dari situ pula aku baru tahu kalau kawanku yang lain, Juwita, juga mau ikut.
prepare segera kulakukan. bukan, bukan latihan nyanyi atau cari pinjeman baju biar keliatan fashionable, tapi pinjem compact bag, monopod (iya, tongsis, ditulis monopod biar keliatan profesional aja) dan powerbank ke Tikawidy. pada malam itupun, maksudnya malam hari sebelum audisi, kamu harus tahu aku belum memutuskan mau nyanyi apa. setelah pulang kluyuran sama Ikik ke Malioboro, aku setting alarm dan segera bobok.
dalam pikiranku, audisi seperti itu pasti akan banyak peminatnya; sehingga aku memprediksi bahwa dini hari pun sudah ramai itu lokasi audisi. maka, demi tujuanku mengetahui sensasi orang- orang yang bersungguh- sungguh ingin terkenal, pukul 4 dini hari pada tanggal 24 Januari, aku dengan semangat bangunnya_ntaran_5_menit_lagi_wong_ga_jadi_pun_Gapapa menggebu- gebu, aku bangun, mandi pakai air dingin dan gosok gigi (odolnya merek pepsodent), berdandan semaksimal mungkin hingga aku tampak seperti wita yang kamu temui di bonbin seperti biasanya, menjinjing tas pinjeman, dan bergerak menuju dapur.
di dapur, bapak dan ibu tengah bersiap- siap masak. bapak nyuci piring, ibu ngiris cabe. atau mereka cuma pura- pura, akting biar dikira bisa masak, itu bukan masalah sih, aku ga pernah sarapan. sambil pura pura tidak melihat mereka, aku membuka pintu, menuntun keluar sampai si emak negur,
"kowe ki ameh neng ndi?"
aku yang pura- pura kaget sesaat berpose jadi patung, biar emak makin heran. mungkin kalau di foto, aku seperti wita yang sedang menuntun motornya, atau memang begitu faktanya. sambil senyam- senyum, aku bergerak menghampiri mereka (emak yang perempuan, pakai daster dan bapak yang laki- laki, cuma pakai celana pendek ga pakai kaos), menyalami dan mengecup tangan mereka yang kanan, lalu sambil ketawa aku bilang
"mau itu.. ehe.. ke JEC"
JEC itu maksudnya Jogja Expo Center, gedung serbaguna yang sering buat pameran komputer. barangkali, pagi itu, ibuku sudah tahu apa itu JEC, sehingga tidak tanya 'JEC itu apa' melainkan,
"meh ngopo?"
meh ngopo itu artinya mau apa, karena yang tanya ibu, orang yang melahirkan aku, kujawab,
"Mau ikut audisi nyanyi"
"opo kui?"
bapak, yang sedang mengoleskan sabun ke wajan, nyeletuk dengan wibawanya,
"alah, ra bakal lolos"
wibawa banget kan, setelah kukasih tau target pencapaianku, dia mewejangani aku,
"yo cen kudu ngono kui, sinau, observasi sifat manusia, dikumpulin datanya, digawe artikel."
aku dengan mengelitiki ibuku ku, menjawab sedetail mungkin,
"nggih"
ibuku, yang kepala sekolah itu turut memberi aku saran secara profesional,
"mbok dadi anak ra gendeng- gendeng banget to, ngger"
dengan rasa haru biru, aku melanjutkan mengeluarkan motor dan melaju menuju kumpulan orang- orang keren!!
***
Jam menunjukan 5:07 WIB sesuai jam di android, aku menepikan motorku di depan sebuah bangunan. ngetuk pintu, lalu langsung dorong pintunya ketika aku ingat masuk minimarket gausah ketuk pintu dulu. memberi salam sama mas penjaga, aku berjalan ke rak berisi roti- rotian. disitu aku beli sekerat roti selai strawberi dan sekerat rotisobek rasa coklat dan blueberry, serta dua kotak besar teh yang dikotakin itu. membayar di kasir sambil berdoa masnya moga- moga ga homo, aku juga memesan sekotak tolakangin. berjalan menuju ke meja kosong yang disediakan, aku sarapan dulu di situ.
***
pukul 5:22 WIB di lihat dari alat yang sama tadi, aku berhenti di pom bensin. ngisi bensin doang, ga doa apa- apa. lupa!
***
jam 5:33 WIB, motorku berhenti di depan parkiran Fakultas Ilmu Budaya, UGM, yang masih tutup. BAJILAK!! ini audisi di JEC kenapa akunya malah ke FIB??!! autopilot goblok, adoh su dari jaraknya. yaudah sih, ngeeeeng.. akunya ngeloyor pergi ke JEC.
***
hampir jam 6, kutambatkan motorku di sana, di JEC. ternyata masih sepi. sialan. ternyata orang jokja pada ga semangat ikut audisinya. seketika aku parkir, aku disambut bapak- bapak berkumis dan berompi, membawa setumpuk stofmap. aku nanya,
"berapaan pak?"
"20.000 mas"
"ooh"
aku bergerak menarik dompet, tapi ga jadi, kenapa? liat aja di dialog ini,
"eh, ini buat apaan ya pak?"
"ini buat daftar audisi mas, ini formulirnya di dalem"
"ooh.. engga deh pak, saya kesini cuma mau nyari kucing saya ilang. kirain nyari kucing di sini kudu bawa stofmap"
bapak itu cuma ngelihatin bentar terus ngeloyor pergi.
***
ketika aku bergerak ke teras gedung JEC, sudah jam 5.59 WIB, iya, baru jeda semenit doang sih paling, aku mulai mengamati sebisa mungkin satu- persatu tampang orang yang ada di tempat itu. harus. kenapa, karena bisa aja salah satu dari mereka terkenal, dan aku jadi bisa nyeletuk
"ih, aku inget tuh, si dia yang sekarang terkenal itu, dulu dia masih semrawut, ga sekinclong sekarang!"
mereka yang kuamati unik- unik, ada yang jongkok sambil merokok, ada yang nyanyi nyayi latian vokal dan menjatuhkan mental lawan, dan macem- macem. ketika itu lagi- lagi ada ibu- ibu yang menawari aku stofmap seperti tadi. aku tolak tanpa ngerjain, orangnya bau soalnya. seriusan. dalam pikirku sih, aku udah daftar online, ngapain kalo ujung- ujungnya daftar manual lagi. misalnya toh nanti ga boleh ikut audisi karena ga bawa stofmap, aku tinggal pulang ini. lagian, aku ga pernah liat di teve ada yang audisi bawa- bawa stofmap begituan.
bosan duduk- duduk di teras, aku jalan- jalan sampai gerbang depan. wow, ternyata sudah ramai. salah lokasi bengong aku tadi ternyata. akhirnya duduk- duduk lagi di sebelah mbak- mbak cantik berharap mbaknya tiba- tiba nyeletuk, "mas, masnya yang main di laga menuju kota kan?! aku jomblo, kenalan yuk!" (well, sayangnya aku duduk mbaknya malah pergi). sambil mengamati lagi calon- calon bintang, aku melihat di tempat itu telah berdiri dua tenda dengan logo mi instan palin enak dan produsen handphone pintar. tidak jauh dari tempatku duduk pun, sebuah balon berbentuk gapura mulai diisi gas biar berdiri tegang meski kalau dipegang tetap saja empuk empuk. pukul 06:19-an, aku melihat dua orang adik- adik bertampang polos tengah dihampiri si bapak yang tadi menghampiri aku juga. bapaknya jadi terkesan pedo gitu, dia nawarin stofmap tentu, dan bocah- bocah tadi mau, tanpa nanya harga dulu!dan ketika mau membayar jelas di wajahnya ekspresi terkejut, stofmap buram seharga 20.000. karena sepertinya dia tipe orang yang ga enakan seperti Ikik, dia tetap membayarnya. seketika saat sedang dicarikan kembalian (duit si bocah itu 50.000) tiba- tiba seorang bapak- bapak berwajah galak berteriak dengan suara galak,
"semua pedagang keluar dari lokasi audisi, tidak butuh map di sini. semua peserta yang masih membawa map, segera dibuang mapnya!"
aku tersenyum, nah kan kecuriaganku bener. ekspresi kedua bocah kelihatan kecewa banget. sorry to say, gini. biar aku gambarin gimana sepasang bocah itu;
-usia sekitar 15 tahun
-mengenakan jilbab yang bukan jilbab fashion
-auranya lugu banget
-dan menilai dari beratnya si bocah ngasihin duitnya tadi, kupikir 50.000nya tadi adalah satu- satunya uang dia
well, girls, this world is rough. now you know it.
antrian mulai terbentuk. kami semua diarahkan ke garis di depan gapura balon tadi, awalnya aku di depan. tapi orang- orang indonesia ini mulai berdiri di depanku, menjadikanku tergeser mundur. brengsek kalian. yasudah sih, lagipula aku perlu tahu juga sensasi antri ratusan orang. saat itu, aku inat aku mendaftar bersama eko, lalu di mana kere satu itu?
kutelfon dia, diangkat.
"halo?"
"heh su, situ di mana?"
"hah? neng kontrakan, ono opo?"
"sikaaak, situ lali ya kalau sekarang audisi?"
"aah kopeet.. aku lali wit! kebak urung?"
"wes lumayan, ning isih manusiawi. situ ndang sini ja, rasah adus"
"ah, aku ra melu ae lah wit"
"jigur ik, lha juwi piye?"
"oh iyo, deknen yo meh melu yo? jal di telfon"
"koe ae lah. sik yo, antrian mulai diatur ki."
klik. bajilak kau pek. okelah, mari nikmati perjuangan ini sendirian. ketika aku menyugesti diriku dengan kalimat itu, mas mas di depanku menajakku mengobrol,
"wah, rame banget yo mas!"
aku senyum sambil mainin alis, semoga dia bisa paham, aku lagi males ngobrol sama orang asing. masih mutung sama kawanku tadi kau tahu. sayangnya, masnya tadi sepertinya ga paham, atau mungkin ngeratih, paham tapi terobos terus,
"masnya asli jokja?"
"iyo"
"aku klaten, mas"
"nglaju ini tadi berarti?"
"iyolah mas, iki aku lagi wae tekan"
"oh"
"aku jadi grogi iki, mas"
karena aku baik, aku semangatin dia,
"percaya diri ae"
baik kan aku. lalu dia mengenalkan diri, namanya ican, meski nama aslinya ikhsan. mas, aku ga peduli. gambaran fisiknya begini,
-mungkin seumuran atau lebih muda dari aku
-memakai hadphone Beat by Dr. Dre, entah ori atau tidak, tetapi memutar musik menggunakan earphone lain.
- berjaket kulit hitam
-rambut pendek berponi
-katanya kemaren ikut IMB, tapi tidak lolos
"kancaku ki ono sing wingi lolos , mas"
oh? ini mulai menarik. dia bilang, katanya temannya Bagus New Dimension. tetangga katanya. aku ga tahu valid apa ga, meski setahuku, si Bagus itu anak solo. bukan klaten. tapi entah kalau ternyata salah satu dari mereka punya kediaman ekstra dan salah satunya bertetangaan. sudahlah, kapan- kapan biar kutanyakan Bagus kalau masa perkuliahan sudah dimulai.
"iki kancaku kudune ya neng kene mas, neng ndi yo?"
dia berujar begitu sambil celingukan. brengsek dia, pasti mau nyindir kawanku yang ga jadi datang. saat itu waktu sudah menunjukan 6.45, kami diatur menjadi 4 banjar, di sebelahku ada cewek berbadan kecil, manis. lumayanlah buat hiburan disela sela celotehan si ican ini.
hari semakin panas, kami sesekali disuruh maju per 5 langkah. si ican dengan kurangajarnya memintaku bertukar posisi karena aku tinggi, dia mau berteduh. belum aku iyain dia udah nyelonong dulu, membuatku berada dibelakang sepasang cowok cewek yang pasti pacaran. fuk!
perduapuluhlima manusia dikelompokkan, jika ada yang grup, harus menyesuaikan sendiri. beruntun runtun kami maju. ke tempat yang akhirnya samasekali tidak teduh. dari pengeras suara, ada mbak- mbak menyambut kami. si mbaknya dimana aku ga tahu, ga lihat. dia dari pihak telefon pintar yang menjadi sponsor acara. dia mengajak games bagi yang mau, menyemangati kami, dan tentu saja promosi. dan promosi dari mereka yang brengsek adalah ternyata ada program fast track, di mana pemilik hape merek sponsor itu berhak maju audisi duluan ga pakai lama, selain itu, dari pihak mi instan juga ga mau kalah. dijualnya itu sekarton mi instan seharga 50.000 kalau ga punya hape disebelah tapi maunya cepet.
jam 07:58, langit mulai gelap. angin sepoi- sepoi merusak tatanan rambut banyak peserta, dan air beberapa kali mulai menetes. para peserta tampak mulai cemas. aku pun
***
jam 8:20, musik jingle akhirnya terdengar, kami mulai bisa berjalan berbaris tanpa tersendat. sutradara berkoar koar menyuruh kami pasang ekspresi riang seperti anak TK, sembari memerintahkan membuang semua stofmap yang masih dipegang. berikut ini quote kerennya,
"INI ACARA GRATIS, BUANG SEMUA STOFMAPNYA, JANGAN SAMPAI TEREKAM KAMERA!"
"ITU JANGAN BERTEDUH, TEMAN KALIAN KEPANASAN DI SINI!"
"DENGAN MENGIKUTI ACFARA INI, KALIAN HARUS PATUH DENGAN SEMUA INSTRUKSI KAMI PANITIA!"
sutradara itu mulai memberi koordinasi, merusak barisan, membuat kami kembali menjadi seperti sekumpulan domba gembala di padang rumput dengan dalih biar kelihatan seru. menyuruh kami bertepuk tangan tanpa henti. mengancam jika ada yang tidak seru akan dipindahkan ke antrian paling belakang. di tempat itu aku terbebaqs dari si Ican, dan berpapasan dengan kawanku, Gancar. dia bilang ini sudah ke tiga kalinya dia ikut audisi beginian. kapan- kapan aku wawancara dia ah.
08:37, kami diatur untuk terus bertepuk tangan diatas kepala sepanjang jingle, jika masih ada yang terlihat tidak terlibat atau ada yang memakai stofmap untuk kipas- kipas, take kembali diulang. sutradara bilang, ini nanti ketemunya juri lokal, gausah ganteng- gantengan cantik- cantikan. ho.. something fishy. mungkin. MUNGKIN LHO YA, juri artis hari itu tidak beroperasi, maksudnya mungkin yang lolos seleksi juri lokal akan dipertemukan dengan juri artis di lain kesempatan itu. MUNGKIN LHO! setelah jingle, kami masih harus bertepuk tangan untuk lagu gangnam style dan lagunya Jogja Hiphop Fondation, yang JOGJAA JOGJAAAA...itu
08.48 sutradara meminta beberapa cewek naik panggung. tidak dijalaskan untuk apa. lima orang cewek naik. sutradara memberi perintah tambahan. "empat saja, mbaknya yang baju biru turun dulu!" ho.. dari kelima cewek diatas, cewek berbaju biru memang secara tampilan ga menjual. tapi brengsek banget sih untuk kepentingan footage sekian detik saja pilih kasih itu. well again. its for your entertainment, people in the front of TV, we give you our best shots,
9.33, hostnya itu (embuh namanya) akhirnya naik ke panggung. panitia menyerahkan poster- poster ala DIY, biar kelihatan meriah. jadi kalo ada yang bawa poster "Mas Ahmad Dhani, mentorin aku dong!" dan sebagainya, itu buatan panitia. hostnya cuma nyampein scriptnya dia, dan kami harus tenang selama itu, setelah itu, baru wajib riuh. host kembali ke dalam gedung, dan kembali muncul dengan pakaian yang berbeda. semula aku mikir, ngapain coba. tapi akhirnya sadar. ini kan audisi di jogja 2 hari. dan host ibukota ngapain di jokja 2 hari cuma buat bikin begituan.
10:09, akhirnya kami benar- benar memulai audisi kami. dan aku lumayan beruntung karena berada di kloter ke-3, kami kembali dikelompokan perduapuluhlima, diberi kipas eksklusif (punyaku ilang ih) dan akhirnya per lima orang yang sudah siap boleh masuk ke bilik seleksi. ketika antri itu, tiba- tiba terdengar, "MAS! MAS WITA!" dang! si Ican ada di rombongan belakangku! saat itu, juwi mengirim pesan kepadaku,
"wit! ikut audisi? gw bareng dong!"
elah ju, jam segini? ._. setelah itu hp ku mati
10.55, aku masuk ke ruang seleksi. biliknya mungkin hanya sekitar 2x3meter, di dalamnya duduk dua juri lokal. dengan sekat triplek yang bila disebelah ada yang nyanyi teriak teriak, kamu akan teranggu. masih ragu nyanyi apa, akhirnya aku nyanyi lagu "LUPA ISTRI" nya THE PANAS DALAM. belum selesai aku bernyanyi, aku dihentikan. dan aku ditanya,
"Lagu yang lebih POP aja mas"
disitu naluri troll ku kembali muncul. kujawab saja,
"ga tahu lagu pop" aku menjawab beitu dengan nada sebloon mungkin. dan akhirnya mereka mengeluarkan statement,
"kalau ga tahu lau pop ngapain ikutan beginian mass???"
aku cuma nyengir :3
***
btw, sejauh petualangan seharian itu, kami tidak didata sama sekali. mungkin pendataan baru akan dilakukan kepada peserta yang lolos. efektif banget menurutku! begitu aku keluar bilik, aku dan keempat orang yang serombongan denganku diantar ke sebuah ruang, disana sudah berdiri 15 orang lain. kami di data nama dan nomor yang diberikan oleh juri lokal. random ngasihnya. setelah datang satu rombongan lagi, akhirnya diumumkan, dari 25 peserta, yang lolos saat itu cuma satu, mas- mas. pendek. semoga karena nyanyinya bagus, bukan karena biar dibully juri artis.
keluar dari gedung dengan perasaan bahagia, aku menikmati pemandangan terakhir sebelum beranjak menuju Kantin Humaniora "Bonbin" untuk berkumpul bersama jamaah sesat sabtu soto. ketika itu perasaanku tiba tiba nanar,
"roti sobek yang kubeli sia- sia tampaknya. pemborosan"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar