Total Tayangan Halaman

Senin, 30 Juni 2014

yang nahi munkar dengan mendukung ditutupnya Dolly itu sudah siap amar maruf dengan meninggikan derajat si mantan PSK belum? sono, kasih kerjaan bersih, atau dikawinin jg boleh. jangan cuma bawa- bawa agama tapi ga ngasih solusi

cita-cita paling tulus

kalau aku tidak salah, cita- cita mulai didoktrinkan kepada anak manusia bahkan sejak mereka belum mengerti siapa sebenarnya yang ngomong nyuruh jadi ini itu tersebut. kalau tidak percaya, coba dengarkan berbagai macam variasi lulabi yang disenandungkan orang tua si anak itu. dari yang sesederhana "cepat besar" hingga "besok gede harus jadi ketua PBB". tidak masalah. harapan orang tua selalu tulus kok.

tapi bagi anak manusia sendiri, yang belum bisa disebut 'orang', mereka benar- benar mengenal mimpi sepertinya begitu mulai mengerti macam- macam profesi; seperti polisi, dokter, maupun astronot.

aku masih ingat ketika kecil, dulu almarhum Pak Etan (1929-1993), simbah kakung dari garis keturunan ibuku, menunjukan sebuah gambar di koran, ketika menggendongku berjalan-jalan lalu beristirahat di gardu ronda depan rumah. katanya itu gambar UGM. kampus terbaik di Indonesia katanya, dimana semua 'murid'nya orang pintar- pintar. dia bercita- cita aku ketika besar nanti aku kuliah di situ. sudah kuturuti, dan aku bingung sekarang, karena dia mau aku kuliah di UGM, tidak bilang jadi lulusannya. makanya sekarang aku terombang- ambing bersama gelar mahasiswa generasi tua. apakah aku harus lulus demi masa depanku atau mempertahankan cita- cita Pak Etan? ini dilema hidupku.

kembali membahas cita- cita. kupikir cita- cita yang paling murni adalah cita- cita yang diungkapkan ketika masih kecil; ketika tidak terhalang alasan rasional duniawi semacam; biaya pendidikan dokter mahal, jadi polisi banyak dicibir, jadi astronot.. emm.., pokoknya gitu deh. mungkin banyak yang sudah lupa dengan cita- citanya semawaktu kecil, sebelum hari ini pun aku sebenarnya juga lupa. sampai sore tadi, ibu Rubianti, datang kerumah untuk membahas ini dan itu bersama bapak ibuku.

sekedar informasi saja, ibu rubianti ini dulu adalah guru TK dimana, aku, wiga- dan wima menempuh pendidikan pertamakali. sekarang beliau sudah menjabat menjadi kepala sekolah TK itu. dan kenapa beliau maen kerumah, karena bapakibuku adalah dewan dari TK itu. 

ketika aku keluar dari kamar untuk menyapa Bu Rubi, aku melihat wajahnya yang masih tampak muda dengan sumringah menyambutku.

"yaampun, ini dhik wita sekarang sudah besar. tinggi banget. masih inget saya tidak? saya bu rubi, dulu pas TK saya yang ngajar kamu blablablabla.."

reaksiku masih biasa saja, udah sering nanggepin orang kaget lihat bentukku ini. tapi ada satu kalimat dari bu rubi yang membuat aku terdiam, mikir. mau tahu apa?

"eh, dhik wita tahu tidak? ibu masih inget dhik wita itu satu- satunya murid ibu yang ketika ditanya 'cita-citanya apa?' dijawab 'mau jadi tuhan'."

Ya tuhan, jika benar itu terjadi, itu aku masih polos, jangan dianggap serius. aku tidak bisa renang. jangan kau belah lautan untuk menenggelamkanku.

Minggu, 22 Juni 2014

"Ya Tuhan, jika ia adalah jodohku, langsung saja"

_Wita, jam segini belum makan
"i stole your heart and now i've led your hope into something romantic. but the worst thing is i knew. i knew this would happen. this is what always happens. i took you with me because i was vain. because i wanted to be adored. look at you, glorious girl(s). the girl who waited for my proposal. i'm not into you. i really am just a raggedyboy with his toybox. and it's time we say each other as we really are. dear, it's time to stop waiting"

_wita, kepada.. ah sudahlah

tips dan trik berdoa

judulnya garing banget. biar,
seriusan, kali ini aku mau bahas yang rada religius gitu, kan udah mau puasa, ya kan?

jadi kadang ada kan orang yang ngeluh kenapa udah rajin berdoa tapi tidak pernah terkabul. ada aja. tapi lihat lagi deh, introspeksi diri, udah bener belum kamunya. bukaan, bukan menyoal dalam bagaimana kamu berperilaku, tapi bagaimana kamu berdoa.

okelah, kamu berdoa kepada Yang Maha Mendengar (kalo kamu percaya sih) jadi kamu yakin Dia tidak mungkin beralesan "elu sih berdoa bisik- bisik" ketika kamu nanti sudah mati lalu protes kepada-Nya. yakin deh dia pasti denger, tapi sekali lagi,

doa mu udah bener belum?

aku ga ngomongin gimana tataara berdoa, itu terserah kamu. toh esensinya sama. mau mendayu- dayu sampe nangis atau mau pakai bahasa Arab seperti pada agama tertentu. terserah, tapi gini;

berdoalah yang detail, biar Dia Yang Maha Suka Bercanda itu tahu kamu sedang serius. contohnya, biasanya sih orang berdoa kayak gini

"semoga aku lulus"

iya, doa sesederhana itu juga didengarkan, kalau endak sia- sia gelar MAHA itu. oke, mari kita menyatukan persepsi bahwa;

Dia hanya butuh sedetik untuk membuat keajaiban, tidak perlu antri.

lalu kenapa doamu belum datang- datang juga ACC nya?

ahli agama akan bilang "nanti akan datang di saat yang tepat. rencana-Nya pasti indah. okelah, kurang ajar kalau kubilang itu mbelgedes. tapi kita bisa mempersempit resiko dengan doa seperti ini;

"luluskan aku dari ujian lalala pada tanggal lalala bulan lalala tahun lalala, bisa kan? masak endak"

karena kalau tidak begitu, bisa saja doamu terkabul terlambat, ketika kamu sudah tidak butuh, ketika kamu ternyata lulus pada tahun berikutnya. perkara tetap tidak terkabul, yasudah. setidaknya kemungkinan kamu menyalahkan diri jadi sedikit terminimalisir, karena selain usaha yang maksimal, doamu juga.

jadi ketika nanti kamu melihat bintang jatuh, berdoanya yang lengkap begitu. doanya yang cepet, kan kesempatannya ga lama, seperti jeda diantara dua kotbah jumatan. kalau perlu ditulis, biar kamu ga menghabiskan waktu yang berharga itu untuk menggumam

"eeee... enakan doa apa ya"

btw, aku punya teori.

berawal dari erita ini.
aku kan ibadahnya ga rajin, apalagi berdoa. tapi kemaren aku embuh kenapa mau- maunya jumatan. buat kegiatan aja gitu, biar kalau ditanya
"sekarang kegiatan sehari- hari kamu apa?"
bisa kujawab dengan jujur
"jumatan"
nah, diantara dua kotbahnya, aku berdoa bisa memiliki action figure Garo, selambat- lambatnya akhir bulan ini. karena sudah berbulan- bulan aku mencari- cari di internet tidak nemu yang jual. nah, malamnya, ada yang posting di FB menjual barang yang aku cari ini, hebatnya lagi, dia menjualnya di pameran mainan yang lagi berlangsung di kotaku. singkat cerita hari Sabtu mainan itu sudah dalam genggamanku.


pelajaran apa yang kupetik?
iya, sederhana saja, dengan jarang- jarang berdoa, kuota jatah keterkabulan doaku masih utuh, sehingga tidak ada pending- pendingan. tidak seperti orang yang saban harinya menitikkan mata mengeluh minta ini itu kepada Tuhan.

 kak, kuotamu habis keseringan dipakai untuk mendoakan harapan yang sudah di ACC untuk waktu yan lain. ciptaan Tuhan itu tangguh. kalau kamu mengeluh seperti itu, kamu melecehkan Tuhan.


Rabu, 18 Juni 2014

"Pak ustad, kalau anda memang percaya Allah maha mendengar, ngapain situ menggombali-Nya pakai Towa?"

_Wita, siapalagi sih

Sabtu, 14 Juni 2014

"apalah yang lebih puitis, selain menyamarkan pemikiranmu dalam bentuk canda ramah"

_Wita, anak Suwondo

Selasa, 10 Juni 2014

Yang Begini Juga Kasih Sayang

itu adalah kasih sayang, yang kuberikan padamu, dalam wujud teka- teki silang yang telah kuisi, biar kamu tidak pusing

itu adalah kasih sayang, yang tidak semegah rembulan menerangi malammu

itu adalah kasih sayang, yang kuberikan padamu. meski tidak semewah sepedamotor dari orangtuamu

itu pun kasih sayang, dalam wujud esensi yang kubiarkan kau miliki

itu adalah kasih sayang dariku, yang kuikhlaskan untukmu. masabodoh bagaimana kau akan membalasnya. cuma duaribu ini.

inilah aku, yang menyayangimu, yang kalau kau mau akan menjagamu, meski aku tidak sekuat Merkurius yang dibakar Matahari

inilah aku, yang tertuduh tukang gombal, mencoba meyakinkanmu. mengamini setiap kalimat sebelumnya saat ini. tanpa menjanjikan masadepan. karena aku manusia.

inilah aku, yang takut menjadi malaikat, karena dengan begitu aku tidak bisa menyatu denganmu






ps: itu pun TTS, meski kuisi tanpa menengok ke pertanyaannya, maupun kunci jawaban

Senin, 09 Juni 2014

"Cintaku itu murah, kakak. semua orang bisa membayarnya. tapi kepada siapa hati ini kujual, itu urusanku"

_Wita, kepada yang nanya kenapa betah jomblo

Sabtu, 07 Juni 2014

Individual SYSTEM

tahun lalu aku pernah punya band, empat bulan mondar mandir kafe sama mereka. lalu aku dipecat karena ga bisa nyanyi ._. (heran, baru ketahuan setelah selama itu). aku sedang kegerahan jadi malas nyeritain kronologinya. jadi dokumentasi saja deh






yang pasti semua berawal dari kegiatan hedon ini






Kamis, 05 Juni 2014

rupa-rupa rupa saya

akhir- akhir ini aku sering selfie, entah kenapa ._. dulu alesannya karena mukaku udah beda dari yang di foto di fb- fb itu. tapi ternyata tiap bulannya aku ambil foto, mukaku ternyata ga stabil ._.



10 Januari 2014

27 Maret 2014

1 April 2014

3 April 2014

11 Mei 2014

Masih 11 Mei

13 Mei 2014

5 Juni 2014

Rabu, 04 Juni 2014

Minta Tenang

"Tenang saja, perpisahan ini tidak menyedihkan. yang menyedihkan adalah bila habis ini saling lupa"

          ujar ibuku, disela- sela nafas terakhirnya. ketika aku yang lama ia diamkan karena tingkah laku ku, mengecup keningnya. ah, keriputnya pun terasa lembut. bayangan- bayangan masa lalu menyeruak, memaksa untuk kukenang di momen- momen yang waktunya mendesak begini. ketika ia mengucapkannya, yang kudapat bukan pandangan dingin seperti yang selama ini kudapat. pandangan itu benar- benar pandangan seorang ibu. seorang wanita yang tidak membunuhku ketika masih bayi.

          ya, begitulah ibuku selama lima tahun terakhir ini. sinar mata yang dia keluarkan untukku adalah pandangan jijik, seakan memandang karena terpaksa, karena badanku yang sebesar ini tidak mungkin tidak kelihatan di rumah sempit kami. padahal belasan tahun yang lalu, tatapannya menenangkan, seakan ketika aku menangis, aku seolah mendengar ia berkata 

"jangan kecewa, sabar sayang"

          dia yang mengajari aku mengucapkan kata- kata baru, dia yang menghendaki aku mengucapkan kata- kata bagus. dia yang dengan bimbang tanya dengan siapa aku pergi. dia yang menanggung malu ketika aku bertindak memalukan. bahkan ketika perbuatanku tidak bisa dia nalar pun dia tidak mengutukku menjadi batu.  

          dia yang menanyakan kabarku disaat aku tinggal jauh kepada Tuhan, dengan lunglai, karena aku pergi dengan amarah. ketika aku kembali, pun, meski caranya memandangku telah berubah, ia tetap membukakan pintu. dia tidak menganggapku hilang.

          mungkin dia marah ketika mas kawin dari almarhum suaminya kucuri, lalu kujual untuk urusanku sendiri. mungkin dia kecewa, ketika aku pulang dengan bau alkohol dengan diantar seorang wanita dengan pakaian yang baginya setengah bugil. mungkin dia murka ketika aku mendengus ketika dia mengingatkan aku untuk kembali mencium sajadah. 

        lalu saja mengkin dia dengan menahan semua di batinnya seperti selalu pun akhirnya menjadi penyakit yang lalu boleh menggerogotinya. kulitnya kini kendor, karena kurus mendadak. yang kemudian sekarang, mati.

         "tenang saja, ibu. yang menyakitkan bukan perpisahan. tetapi jika sudah begitu saling benci"

        dengan getar, ujarku, sembari mengiris daging pahanya, untuk makan siangku
         




terinspirasi dari lirik- lirik lagu The Panas Dalam Bank

Selasa, 03 Juni 2014

Optimis Nahas!

kalau baca postingan tentang aku di blog Caffeine in pink terutama paragraf sebelas dan duabelas (btw postingan itu fiktif ga sih? akunya ga inget kejadiannya), pasti pada mau tahu kenapa sekarang hidupku kayaknya tenang banget kayak ga ada masalah. mau tahu kan. iya aja biar tulisan ini lanjut.
aku jadi orang yang kayak ga punya masalah begini ada tipsnya; yaitu aku selalu OPTIMIS

yak! aku selalu optimis mendapat hasil yang buruk!

paham ndak? begini. kalau sebelum begini aku tampak seperti lelaki gloomy yang selalu murung, itu karena aku merasa sudah berjuang sedemikian rupa sampai- sampai kurus (beneran!) tapi hasilnya ga memuaskan.

lalu sebuah wahyu datang dari seorang Pidi Baiq, dia berkata, 

"aku tidak dapat mengubah kehidupan, tapi mungkin aku bisa mengubah cara pandangku terhadap kehidupan" 

well, dari itu aku berfikir,  "bener juga nih!yang membuat gloomy dan galau itu disebabkan kita yang menikmatinya, kalau endak pasti udah berhenti dari dulu- dulu." semenjak itu aku mengubah pola pikirku, menjadi seperti kalimat yang aku cetak tebal itu.


masih ga paham? gini. dengan optimis akan mendapat hasil yang buruk, aku selalu siap dengan apapun yang terjadi. beda dengan orang yang mikirnya ketinggian, jatohnya jadi onggokan gombal juga. karena kau tahu?

Karena yang menyakitkan bukan kenyataannya, tapi ekspektasi yang berlebihan

Misalnya nih kamu mau nembak orang, kamu kudu yakin bakal ditolak. kalau ternyata diterima kan ya syukur, tinggal lajutin aja orang maunya gitu. tapi kalau beneran ditolak, kau bisa dengan santai nan gagah berkata pada yang nolak "aku sudah tahu!" saat itu juga, sambil berjalan ke kantin beli es sirop dibungkus. kenapa? karena boleh

dengan begitu, jiwamu ga akan rapuh. paling cuma dikira sakit. iya. jiwanya

Kalau kata Yauma Shofyan di status facebookku yang kukembangkan menjadi postingan ini, 

"Hope less do ore..."

Minggu, 01 Juni 2014

aku tengah berpikir membuatkan ilustrasi untuk setiap postingan yang ku tayangkan, sehingga blog ini benar- benar menjadi blog yang orisinil buatanku. tentu saja tidak bisa untuk postingan maurice millet, karena fotonya dibutuhkan untuk bukti.

Hidayah Datang

Kata ibuku, kemarin Hidayah datang. Membawa bingkisan donat katanya. Disuruh Tuhan katanya. Sayang sekali waktu itu aku sedang tidak ada di rumah. Apakah Hidayah dan donat- donat itu tahu kalau aku saat itu aku tengah bercumbu?

“nanti katanya mau datang lagi.” Kata Ibu tadi pagi sembari mengipasi mayat adikku agar tidak dihinggapi lalat. Mungkin sekarang hidayah sudah di rumah. Tapi demi Tuhan, aku benar- benar lupa. Mau pulang pun tanggung, sudah ditengah permainan ini.

“besok, hidayah datang lagi tidak ya?” pikirku, sembari mengulurkan beberapa lembar rupiah ke desi, sembari memakai celana.


besok aku mau seharian saja dirumah, biar kalau Hidayah datang, aku bisa menjamunya, dan menerima titipan surat tanda pemberian maaf dari Tuhan. Biar aku bisa masuk surga. Tidak seperti bapakku, hanya karena soal administratif, dia harus kehilangan tiket masuk wahana mewah itu.




Rekam Jejak

  • 7 Januari 2012, hari Sabtu dan aku baru saja mengupas salak. Suamiku belum pulang dari cari uang. Biar jadi kejutan untuknya, testpack ku menunjukan dua garis.
  • 3 Mei 2012, hari Kamis. Suamiku menemaniku memilih baju bayi untuk anak pertama kami. Dia maunya biru, aku maunya merah jambu. dia mengalah. dia tahu aku keras kepala.
  • 12 September 2012, hari Rabu. Di kamar bersalin. Suamiku cemas sekali. dasar lelaki panikan.
  • 7 Desember 2012, hari Jumat. Teman- temanku mengadakan Garage Sell. Aku menaruh baju bayi yang kapan lalu kubeli. Kububuhi tulisan dalam secarik kertas diatasnya.



“untuk dijual : set baju Bayi, sepatu, mangkuk, dan dot. belum pernah dipakai”