Total Tayangan Halaman

Minggu, 22 Februari 2015

Aku, Scrupulousarah, dan Pidi Baiq


aku sudah lama berpikir menyoal ini. apakah aku terlalu mendewakan Pidi Baiq?

seorang kawanku, namanya Ken Sarah (dia jualan batik kimono ncim ncim gitu, mau pin BBMnya?) acapkali bercengkrama denganku melalui mobile chat. no, bukan teman kenal di cyber. dia kawan sekampusku, atau lebih tepatnya dulu, sebelum jurusannya dipindah di area lain, dan pada akhirnya, dia diwisuda lebih dulu. (iya kan? berarti ga sekampus kan? eh? masih suka numpang perpus ya? masih sekampus berarti?). suatu ketika, bocah tengil ini bertanya sama aku,

"Pidi Baiq is so youuuuuu, is he your role model? You guys are so similiar"

humm.. pertanyaan menarik. memang dia influens terbesarku untuk saat ini. jadi ya wajar kalau orang yang mengenalku, dan mengenal Surayah (panggilan Pidi Baiq dari 'anak-anaknya') entah dari lagu, buku atau talkshownya, mengatakan bahwa kami punya kemiripan.

"i know you, and then i read his book and feel 'gosh he sounds like Wita' and then i heard that you are readin his books."

yup, here's the point. we meet each other at 2009 and if im not wrong, kami tiba- tiba akrab tahun 2012, ketika proses shooting Laga Menuju Kota. sebenarnya kami bahkan ga ingat dulu pakai kenalan apa ga. sementara itu, aku ga tahu kapan dia membaca buku surayah itu. biar pada tahu aja sih, pada tahun 2010 atau 2011 gitu aku pernah nonton konser the panas dalam (bandnya surayah) di Taman Budaya, tapi pada saat itu, aku dan kawan- kawanku murni ga kenal siapa the panas dalam, apalagi sampai mengenal personilnya, dan nonton, pun, karena penasaran dengan band dengan nama unik ini. saat menonton, kami terhibur, tapi thats it! ga ada niatan untuk menelisik lebih jauh.

pertengahan tahun 2012, atau mungkin 2013 (siapa peduli sih sama tahunnya? kayakadayangbacaaja) seorang musisi bernama Iksan Skuter berunjuk gigi di kampusku, menghipnotis kami yang menonton dengan suara nyanyian merdu dan petikan gitar akustik yang ciamik. diantara lagu- lagu bikinannya (eh, dia juga bagi- bai CD original gratis lho!) dia membawakan sebuah lagu milik Panas Dalam, judulnya Partai Kucing, dan dia mengatakan bahwa, dia adalah fans besar Pidi Baiq. penasaran, aku akhirnya mencari- cari twitter Surayah dan WOW! aku di folbak. serius, dia keren, sebagai selebtweet, dari 168.216 followernya, dia follback 102.096 orang. aku yakin itu yang dia tidak follow pasti hanya karena ketika dia difollow, notifnya tertimbun oleh mention- mention absurd. sejak saat itu aku jadi sering baca twitnya, tertarik baca bukunya, youtubean ceramah dan konsernya (kadang jadi satu dalam satu panggung!) dan disuatu kesempatan bersua di depan kantor koran beken di jokja.

menurutku, pada hakekatnya, manusia akan menjadi apa yang dia sukai. semua harus setuju. dan pantas saja ken berpikir begitu. tapi- tapi, kalau boleh membela, justru Ken yang menjadi saksi bahwa aku sudah begini dari sebelum mengenal Surayah! dan lalu, kata ken, mungkin tuhan menciptakan kami (aku dan surayah) dengan formula yang sama. hanya saja, tentu saja Surayah lebih wise dan secara emosi lebih stabil. iyalah, kan pas dia udah ikutan geng motor dan berani pacaran, akunya baru lahir ._.

well, kalaupun terinfluens, kata surayah, gapapa asal kamu nyaman.jangan menginfluensi diri dengan gaya orang lain hanya karna gaya orang itulah yang diminati pasar.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar