ini ini puisinya, dulu mau dibuat rekaman dan video klip, tetapi karena hampatan semangat, jadinya tidak jadi =.=
tapi gini- gini dulu pernah dibacakan (dan hanya sekali itu, karena aku malas baca puisi ini) di 101ArdiaFM di yogyakarta dalam acara Tembi Poetry.
tapi cukup mengilhami freesia srigalau kok, karena seharusnya sosok absurd keluar pertama kali membaca puisi ini.
KUSUMPAL TELINGA BAPAK IBUKU DENGAN SPERMA
terhenyak aku dalam usahaku mencabut otakku
berusaha untuk tidak peka terhadap kurungan ayam yang
membelenggu
mencoba tidak peduli dengan kemerdekaanku yang tabu
aku mencoba terdiam dalam pikirku, memastikan aku manusia
syahwatku terlampiaskan pada benda dingin tak bernyawa
melawan dengan pasif tiap cumbuku menyapu
aku membayangkanmu mengerang, karena hanya kamu temanku
aku membayangkanmu tertawa, berharap aku diakui sebagai
manusia
ah.. kebajingan ini yang membuatku masih sadar
aku ingin mati rasa tapi tak kuasa
mencakar cakar tiap sadar aku belum modar
mencoba untuk lebih liar terhadap ular yang merasa
manusia
baut- baut di otakku semakin kendor seakan membiarkan
kepala ini lepas
mencoba membebaskan alam fikirku tuk sadarkanku mungkin
tak seharusnya aku di bumi
memaksa alam bawah sadar mendakwa bahwa timangan orang
tua di masa kelam hanya fatamorgana
betapa asunya mereka tidak megaborsiku saja
biarkan menjadi janin tanpa nafas yang lebih berharga
dari ap yang disebut 'AKU'
sekarang kalian merasa malu terhadap apa yang katamu
karya besarmu
bahkan jika memakan tahi bisa membuatku sepertimu tak
ragu olehmu
menjadikanku manusia stereotype
menjadikanku
manusia stereotype
menjadikanku
manusia stereotype
menjadikanku manusia stereotype
menjadikanku
manusia stereotype
menjadikanku manusia stereotype
menjadikanku manusia stereotype
menjadikanku manusia stereotype
menjadikanku manusia stereotype
menjadikanku manusia stereotype
menjadikanku manusia stereotype
menjadikanku manusia stereotype
menjadikanku manusia stereotype
menjadikanku manusia stereotype
menjadikanku manusia stereotype
(anak lelakiku yang
ku timang timang supaya kelak menjadi orang
jadilah
manusia yang waras tidak melawan arus dunia supaya kamu selamat
kamu
kuberi nama doaku supaya kamu selalu menjadi manusia yang beruntung
dibandingkan orang disekitarmu
aku
sekolahkan kamu hingga tinggi supaya lingkungan menilaimu orang jadi dan kamu
diagung- agungkan
ku carikan
jodoh supaya bisa meluruskan jalanmu seperti jalan ayah dan ibu
jangan
neko neko dan jangan sekali kalinya kamu mencoba bereksperimen terhadap apa
yang sudah kamu miliki
jadilah
anak yang patuh apa kata orang tua
jangan
sekali- kalinya melawan apa mau orang tua
turuti apa
kata bapak
nderek
maunya ibu
tidak usah
dipikir tidak usardirasakan jalani saja)
Aaaaargh... aku merintih hanya untuk memastikan aku juga
memiliki suara
suara suara suara yang entah kenapa suara yang
kedengarannya seperti suara tidak layak disebut suara karena suara tak seperti
suara lainnya
suara suaraku yang apa masih suara apa kabarmu aku ingin
berjumpa
telinga- telingaku yang luarbiasa masih bisa terus
dijejali dengan suara- suara yang kini kuanggap cuma sebagai suara saja
aku ingin mengerti aku ini apa aku masih manusia hidup atau
aku hanya sekedar hidup sebagai manusia
aku ingin mereka mengerti kandang ayam masih lebih
menyenangkan daripada bingkai dogma bingkai doktrin bingkai sugesti
mana dunia? ini bukan dunia! apa katamu? ini dunia? yang
seperti ini bukan dunia!
ini hanya endapan lumpur yang berputar patuh mengitari
matahari
kalau ini dunia aku akan dengan mudah memakan dunia!
aku akan memakan dunia!!
aku akan memakan dunia!!
aku akan memakan dunia!!
aku akan memakan dunia!!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar