Kata
ibuku, kemarin Hidayah datang. Membawa bingkisan donat katanya. Disuruh Tuhan
katanya. Sayang sekali waktu itu aku sedang tidak ada di rumah. Apakah Hidayah
dan donat- donat itu tahu kalau aku saat itu aku tengah bercumbu?
“nanti katanya mau datang lagi.” Kata Ibu
tadi pagi sembari mengipasi mayat adikku agar tidak dihinggapi lalat. Mungkin
sekarang hidayah sudah di rumah. Tapi demi Tuhan, aku benar- benar lupa. Mau
pulang pun tanggung, sudah ditengah permainan ini.
“besok, hidayah datang lagi tidak ya?”
pikirku, sembari mengulurkan beberapa lembar rupiah ke desi, sembari memakai
celana.
besok aku mau seharian saja dirumah, biar
kalau Hidayah datang, aku bisa menjamunya, dan menerima titipan surat tanda
pemberian maaf dari Tuhan. Biar aku bisa masuk surga. Tidak seperti bapakku,
hanya karena soal administratif, dia harus kehilangan tiket masuk wahana mewah
itu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar