Total Tayangan Halaman

Minggu, 16 Februari 2014

Sumber Gembiraku, bergembiralah


Apa yang telah kulakukan, kulakukan dengan tanpa pilihan. mungkin waktu lalu aku berkata dengan sombong di postingan blog ini, bahwa, "kau cari yang lain dulu pun boleh." kupikir tidak akan berat. kau tahu aku selalu menganggap enteng semua yang ada di sekitarku, sampai- sampai orang- orang disekelilingku emosi. dan maaf, tampaknya sekali lagi itu terbukti. melepasmu untuk lelaki lain sama sekali tidak berat. aku sudah siap sedari dulu, aku tahu waktu ini akan datang.

Tentu saja aku bohong.

aku memang memiliki banyak opsi siapa yang akan menggantikanmu, mudah. tapi pasti akan tetap terasa kosong. lubang di hati ini kau buat perlahan, sangat pelan, dari sebuah pori- pori mikroskopis yang dengan sangat perlahan melebar, memakan waktu bertahun - tahun, hingga tanpa kusadari sudah menjadi lubang menganga, lubang yang begitu rapi hinga ketika kamu melepaskan diri dari lubang itu, sama sekali tidak terasa sakit. tapi calon- calon penggantimu, terlalu kecil untuk lubang itu. akan tetap terasa kosong. kau tak akan mengerti. kamu kan bloonan.

kau ingat pertemuan terakhir kita? kita dengan terlambat merayakan ulang tahunmu di hari terakhir pasar malam. kau ngotot naik dua putaran kora- kora karena menurutmu kora- kora pertama sama sekali tidak mengerikan. aku setuju. kau membeli sepasang slayer hitam dan abu- abu dengan gambar kelinci di permukaannya, yang tidak sengaja ku tinggal di studio musik saat ada acara jamming OOR-Y, dan kita menutup malam dengan memesan okonomiyaki di Kote- Kote, dimana kita bercanda dengan penjualnya yang belakangan kuketahui panggilannya Cece.

saat itu, apakah kamu sadar aku sudah merencanakan itu sebagai pertemuan terakhir kita dalam jangka panjang? tentu tidak.

ya, pertemuan terakhir, untuk komunikasi terakhir kuserahkan waktunya padamu. yang tampaknya mulai kau lakukan.

tidak, aku tidak akan mengucapkan salam perpisahan kepadamu, aku masih berhutang takoyaki kepada ibumu. itu masalah serius bagiku. nanti suatu saat pun kita akan menaiki puluhan putaran bianglala seperti tahun- tahun sebelumnya, ngrasani orang- orang kampungan yang memaksa berdandan ala ibu kota, berteriak- teriak sumringah sambil memikirkan apakah ini akan menjadi akhir dari hidup kita di atas kora- kora, ataupun aku menipumu untuk memesan porsi utuh okonomiyaki yang kau tak tahu itu hanya gumpalan kol.

dalam rangka sebagai temanmu.

kepadamu, sumber gembiraku yang oleh lalat mukanya dikira jamban, aku menyerah untuk berfikir kita akan menyatu. karena aku tahu, akan tiba waktuku untukku tidak bisa lagi mempertahankan senyum sumringahmu yang selalu menenangkanku. kamu tahu sendiri aku adalah seorang lelaki tua yang masih bertahan dengan tingkah anak umur 12 tahun, yang selalu melarikan diri dari setiap akhir. sulit mencari penggantimu, tapi akan kulakukan. menemukan perempuan lain, dan akan kuupayakan dia bisa, setidaknya mengimbangimu. aku akan mencintai dia.

bergembiralah dengan siapapun, aku akan bertepuk tangan dari jauh. aku tidak akan merebutmu lagi seperti sebelumnya. selamat senang, semoga banyak uang. jangan sesekali menaruh rindu padaku. ini berat, kamu tidak akan bisa. biar aku saja yang merindukanmu, aku sudah biasa

Tidak ada komentar:

Posting Komentar